MEDIALAMPUNG.ML - Provinsi Lampung melakukan pengiriman beras sebanyak 30 ribu ton hasil produksi petani Lampung ke Medan, Aceh, Riau dan Jambi.
Proses
pengiriman oleh Perum Bulog Divre Lampung itu dihadiri Penjabat (Pj.)
Sekretaris Daerah Provinsi Lampung, Sutono, beserta jajarannya, di
Pelabuhan Panjang Pelindo II, Jumat (9/9/2016).
Dalam sambutan Gubernur Lampung M.Ridho Ficardo yang diwakili Sutono, mengatakan pada 2016 diperkirakan produksi padi akan mengalami peningkatan, sejalan dengan berbagai program yang dikucurkan oleh Pemerintah Pusat dan Daerah.
Dalam sambutan Gubernur Lampung M.Ridho Ficardo yang diwakili Sutono, mengatakan pada 2016 diperkirakan produksi padi akan mengalami peningkatan, sejalan dengan berbagai program yang dikucurkan oleh Pemerintah Pusat dan Daerah.
"Diperkirakan sasaran produksi pada tahun 2016 sebesar 4,2 juta ton," ujarnya.
Sejalan dengan hal tersebut, penyerapan pengadaan Perum Bulog Lampung juga mengalami peningkatan di Tahun 2016.
Sejalan dengan hal tersebut, penyerapan pengadaan Perum Bulog Lampung juga mengalami peningkatan di Tahun 2016.
"Dari
target 125.000 ton target PSO, Perum Bulog Divre Lampung telah menyerap
gabah/beras hasil produksi petani Lampung sebesar 129.800 ton atau
103.84% dari target," jelas dia.
Bulog
Lampung tidak hanya mampu sebagai penyangga dan memenuhi kebutuhan
pangan lokal, bahkan di tahun 2016 mampu untuk mensuplai beras ke
Provinsi Aceh, Medan, Riau dan Jambi sebesar 30 ribu ton.
"Bahkan ketahanan stok beras yang dikuasi Perum Bulog Divre Lampung sampai delapan bulan ke depan. Itu artinya stok beras yang dikuasai mampu untuk memenuhi kebutuhan hingga Juni 2017," katanya.
Sementara, Kadivre Bulog Lampung, Dindin Syamsudin, mengatakan, Perum Bulog merupakan perpanjangan tangan pemerintah dalam mengamankan stok pangan nasional dan menjaga kestabilan harga di tingkat produsen maupun konsumen.
"Pengamanan harga di tingkat konsumen dengan melakukan pembelian gabah/beras sesuai dengan Inpres No.5/2015. Sedangkan penstabilan harga di tingkat konsumen dilakukan dengan melakukan operasi pasar," terangnya.
"Bahkan ketahanan stok beras yang dikuasi Perum Bulog Divre Lampung sampai delapan bulan ke depan. Itu artinya stok beras yang dikuasai mampu untuk memenuhi kebutuhan hingga Juni 2017," katanya.
Sementara, Kadivre Bulog Lampung, Dindin Syamsudin, mengatakan, Perum Bulog merupakan perpanjangan tangan pemerintah dalam mengamankan stok pangan nasional dan menjaga kestabilan harga di tingkat produsen maupun konsumen.
"Pengamanan harga di tingkat konsumen dengan melakukan pembelian gabah/beras sesuai dengan Inpres No.5/2015. Sedangkan penstabilan harga di tingkat konsumen dilakukan dengan melakukan operasi pasar," terangnya.
Dindin
juga mengungkapkan, tahun ini dari tujuh Divre Lampung Penyangga Pangan
Nasional, secara presentase Provinsi Lampung berada di urutan pertama
dan diikuti Jateng, Sulsel, Jabar, Jatim, NTB dan Sumsel.
"Secara tonase Lampung urutan kelima. Selama ini Lampung tidak pernah melewati tonase NTB dan Sumsel dan di tahun ini Lampung mampu melewatinya," kata Dindin.
Ditambahkan Kabag Humas Heriyansyah, sepanjang tahun ini, Perum Bulog Divre Lampung telah melakukan pengiriman beras ke Aceh, Medan, Riau dan Jambi.
"Secara tonase Lampung urutan kelima. Selama ini Lampung tidak pernah melewati tonase NTB dan Sumsel dan di tahun ini Lampung mampu melewatinya," kata Dindin.
Ditambahkan Kabag Humas Heriyansyah, sepanjang tahun ini, Perum Bulog Divre Lampung telah melakukan pengiriman beras ke Aceh, Medan, Riau dan Jambi.
Pengiriman
kali ini merupakan pengiriman ke 30 ribu ton sepanjang tahun 2016
dengan rincian ke Aceh 6 ribu ton, Medan 3 ribu ton, Jambi 17.500 ton
dan Riau 2.500 ton. (rls/rsl)